الْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ
الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ،
اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمْ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ
وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ،
اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ
وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ،
وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ أَشْهَدُ أَنْ
لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ
وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى
الْوِجْدَانِ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ
اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ
اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ
بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ
كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Ma'asyiral
Muslimin rahimakumullah.
Ayat
di atas memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga ketakwaan kita kepada Allah
dengan sepenuh hati, dan hanya dalam keadaan muslim kita menghadap-Nya.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam juga menegaskan pentingnya takwa dalam banyak
hadis. Salah satu yang paling terkenal adalah ketika beliau memberikan nasihat
kepada Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu. Beliau bersabda:
عن أبي ذر و معاذ بن جبل رضي الله
عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنتَ،
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
"Bertakwalah
kepada Allah di mana pun kamu berada, dan iringilah perbuatan buruk dengan
perbuatan baik yang akan menghapuskannya, serta bergaullah dengan manusia
dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Para
ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya, Jalaluddin
al-Mahalli dalam tafsir al-Jalalayn mendefinisikan : “Taqwa yaitu menjaga jiwa
dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang
dilarang dikarenakan takut akan api neraka.”
Ibnu
Atiyah dalam Al-Muharrar al-Wajiz mengatakan senada dengan pendapat dari
Al-Suyuti, beliau menambahkan perbuatan demikian adalah untuk menjaga mereka
dari Azab Allah Swt.
Sedangkan
Imam An-Nawawi mendefinisikan Taqwa dengan “Menaati perintah dan larangan-Nya”.
Maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal
itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam Al-Jurjani “ Taqwa yaitu menjaga diri
dari siksa Allah dengan menaati-Nya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang
mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya.”
Imam
Tabari dalam tafsirnya memberikan penjelasan bahwa muttaqin di awal
surat Al-Baqarah bermakna mukminin. Kemudian beliau mengutip pendapat Ibn Abbas
bahwa orang yang bertakwa adalah orang yang takut berbuat syirik, dosa besar,
dan perbuatan keji. Kata ini diambil dari kata al-ittiqa’ . Pada
dasarnya, takwa adalah penghalang antara dua hal, dan dari situlah orang Arab
mengatakan 'ia bertakwa dengan perisainya', yang berarti ia menjadikan perisai
itu sebagai penghalang antara dirinya dan apa yang ingin ia tuju."
Ma'asyiral Muslimin sidang jumat rahimakumullah.
Selain
dalam Alquran dan Hadis, kata takwa juga hadir dalam kitab perjanjian yang
legendaris. Perjanjian yang diletakkan oleh Nabi Muhammad selepas kehadiran
beliau di Yatsrib atau Madinah.
هَذَا كِتَابٌ مِنْ مُحَمَّدٍ النَّبيّ بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ
مِنْ قُرَيْشٍ وَيَثْرِبَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ فَلَحِقَ بِهِمْ وَجَاهَدَ مَعَهُمْ.
Ini adalah kitab perjanjian dari Muhammad Sang Nabi antara Kaum
Mukminin dan Kaum Muslimin yaitu dari
Penduduk Quraysh dan Yathrib dan orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian
bergabung bersama mereka, dan berjuang bersama mereka.
Hal
ini mempunyai arti Nabi Muhammad melakukan sebuah deklarasi yang disebut dengan
ummah wahidah, di dalamnya mereka sepakat untuk saling melindungi hingga
saling berjihad.
Di
antara mereka ada penduduk Madinah yang masih memeluk agama sebelumnya di
antaranya yang tertera dalam piagam itu adalah Yahudi Bani Auf, Bani Najjar,
Bani Harits, Bani Sa’idah, Bani Jussyam, Bani Aus, dan Bani Tsa’labah.
Ma'asyiral Muslimin sidang jumat rahimakumullah.
Kata
takwa yang kami maksud tertera dalam pasal terakhir dalam piagam ini yang
berbunyi:
وأن الله جار لمن بر واتقى، ومحمد
Allah dan Muhammad akan melindungi siapa saja yang berbuat kebaikan
dan bertakwa dalam ṣaḥīfah ini.
Maka,
makna lain dalam kata takwa boleh jadi ada. Karena takwa ini disebut dalam
perjanjian yang menaungi beragam agama.
Takwa
tidak eksklusif untuk Kaum Mukminin pengikut nabi Muhammad saat itu, melainkan
takwa mempunyai makna yang universal untuk seluruh orang, bani, kelompok,
marga, yang bersepakat dalam Piagam Madinah.
Michel
Lecker dalam bukunya The Constitution of Medina mengartikan taqwa dalam
piagam ini senada dengan para cendekiawan Islam lain, yaitu fearing God atau
takut kepada Allah Swt. Namun ada makna lain yang dihadirkan oleh peneliti piagam
ini.
Ma'asyiral
Muslimin sidang jumat rahimakumullah
Adalah
R. B. SERJEANT, seorang peneliti dokumen perjanjian ini dalam artikelnya The
Sunnah Jami’ah Pacts With The Yathrib Jews, And The Tahrim Of Yathrib mengemukakan
makna lain. Dia menerjemahkan takwa dengan kalimat:
keeping free of dishonourable acts and offences
"Menjaga
diri dari tindakan dan pelanggaran yang tidak terhormat."
Dari
makna tersebut dapat kita renungkan, makna takwa adalah menjauhkan diri dari
perbuatan yang tidak bermartabat. Perbuatan melanggar hukum, adalah salah satu
dari contoh perbuatan yang jauh dari kehormatan.
Begitu
juga membuang sampah sembarangan, melanggar rambu-rambu lalu lintas,
membunyikan musik dengan keras hingga larut malam, melakukan tindak pidana
penipuan, plagiarisme adalah beberapa
contoh perbuatan yang jauh dari kehormatan. Kalau kita renungkan, yang demikian
itu adalah perbuatan yang jauh dari nilai-nilai ketakwaan sekaligus kehormatan.
Semoga
kita semua selalu menjaga diri dari perbuatan yang tidak terhormat dan tidak
bermartabat sehingga kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa. Wallahu
a’lam bi sawab.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ
هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا
أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ
لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ،
اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ
التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ أَمَّا
بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ
وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى
بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ
وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ
وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
0 Komentar