Indonesia dan Pengemis Buta




Pernahkah pembaca mendengar tentang kisah Rasulullah saw. dan pengemis Yahudi buta? Pembaca akan mendapatkan banyak kisahnya tersebar di dunia maya. Tapi sayangnya kisah inpiratif sekaligus dramatis ini tidak akan Anda temukan di kitab-kitab hadis. Banyak kalangan menganggap kisah ini sebagai kisah maudu' (palsu) yang tidak ada dasar sumbernya.
.

Singkatnya, kisah itu berkisar pengalaman Sayyidina Abu Bakr r.a. saat mendalami perilaku Nabi Muhammad saw. dia mendapatkan cerita dari anaknya Aisyah r.a. bahwa ada satu hal yang belum ayahandanya lakukan. Memberi makan pengemis buta di sebuah pasar.
.
Alangkah terkejutnya Abu Bakar ketika tahu bahwa pengemis buta itu sering menghina Nabi, bahkan sumpah serapah keluar dari mulutnya bahkan saat Abu Bakar menyuapinya, "Apakah kau tahu siapa yang memberimu makan setiap hari? Dia adalah Rasulullah saw". dan kisah itu berakhir dengan dua syahadat. Saya tidak mengambil kisah itu sebagai sebuah kebenaran akan tetapi hanya sebuah kisah analogi semata.
.
HTI sebelum dibubarkan saya analogikan mirip dengan posisi--maaf--pengemis buta itu. Di jalan-jalan mereka teriak khilafah, mereka mengkafirkan demokrasi, hujat sana-sini, tak mengenal lelah. Setiap buletin yang disebarkan tiap jumat tak pernah sepi dari mengkritik pemerintah yang selalu diakhiri dengan adagium " Hanya khilafah solusinya".
.
Indonesia (pemerintah) tak bergeming, HTI tetap mendapatkan suapan lahir batin berupa sandang, pangan, papan. Apapun yang mereka katakan Indonesia tetap berbuat baik dengan mereka. Segala tuduhan yang ditujukan pada pemerintah dihadapi dengan pembiaran.
.
Kini, penyakit buta itu telah sembuh, HTI sudah bisa melihat betapa berkuasanya sebuah negara yang dia tinggali. Sandang, pangan, papan yang diberikan pemerintah dibredel tanpa kecuali. Dua panji menyilang yang selalu dibanggakan di atas meja kini harus disembunyikan. Nikmat bersuara yang dulu bebas melantang kini harus terbungkam.
.
Akankah HTI kemudian "bersyahadat"?.

Posting Komentar

0 Komentar