"Porno itu letaknya ada dalam persepsi seseorang. Kalau orang kepalanya ngeres, dia akan curiga bahwa Alquran itu kitab suci porno, karena ada ayat-ayat tentang menyusui. Bagi yang ngeres, menyusui berarti mengeluarkan dan men-tetek, dan ada juga roman-romanan antara Zulaikha dan Yusuf." (Lihat "Ustad, Saya Sudah Di Surga", M. Guntur Romli).
.
Sontak, pernyataan Gus Dur di atas menuai banyak kecaman, terlebih
mereka yang memberikan kecaman menyingkat pernyataan itu dengan kalimat,
"Alquran itu porno".
Kini ada seorang dai muda melalui media televisi swasta menyatakan bahwa di surga nanti ada " pesta seks". Tentu kata-kata ini akan mendapatkan cibiran yang cukup luas. Terlebih saat dilihat dari ratusan komentar yang terdapat di berbagai situs jejaring sosial.
.
Benarkah sevulgar itu kah? Bukankah orang mukmin kelak mendapatkan puluhan bidadari? Masak orang yang masuk surga nanti tidak diperbolehkan menggauli mereka dalam satu waktu? Kuat to? Heeee
.
Menjadi seorang Ustad terlebih penyiar Islam di channel TV nasional tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih acara ini ditayangkan setiap pagi. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Ustad muda ini membagi waktunya, kapan dia membaca? Kapan dia mempersiapkan dirinya? Belum lagi mental yang dia bangun di depan kamera. Itu semua bukan hal mudah.
.
Saya teringat dengan permintaan seorang dosen Bahasa Arab pada sebuah perkuliahan saya dulu, "wa kawaa'iba atraabaa, coba anda cari terjemah dari kata kawaa'ib di kamus munawwir cari kata kaa'ib". Teman-teman kuliah saya terutama kaum hawa sontak histeris saat menemukan artinya. Hal ini merupakan tinanda bahwa Allah tidak menutupi kenikmatan di surga telah disiapkan berbagai kenikmatan yang memang disukai oleh manusia apa pun itu bentuknya. Maka tidak perlu heran ada yang mengartikan hal-hal vulgar yang ada di sana.
.
Sang ustad adalah manusia biasa, gelar 'ustad' yang dia sandang tentu bukan gelar biasa, dan itu menurut sosiolog Durkheim membutuhkan pengakuan yang luas oleh masyarakat. Berikan kepadanya kritik yang bijak, lebih manusiawi dan tidak menghakimi. Sebagai seorang dai tentu banyak kebaikan yang telah dia sebarkan, banyak nilai-nilai Islam yang dia perdengarkan.
.
Apakah bijak saat banyak manusia hanya melihat satu kesalahan dan buta akan segala jerih payah yang telah dia lakukan?.
.
Saya pernah, dan itu sangat menyakitkan.
#tangan_nganggur
Ponorogo, 19717
Kini ada seorang dai muda melalui media televisi swasta menyatakan bahwa di surga nanti ada " pesta seks". Tentu kata-kata ini akan mendapatkan cibiran yang cukup luas. Terlebih saat dilihat dari ratusan komentar yang terdapat di berbagai situs jejaring sosial.
.
Benarkah sevulgar itu kah? Bukankah orang mukmin kelak mendapatkan puluhan bidadari? Masak orang yang masuk surga nanti tidak diperbolehkan menggauli mereka dalam satu waktu? Kuat to? Heeee
.
Menjadi seorang Ustad terlebih penyiar Islam di channel TV nasional tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih acara ini ditayangkan setiap pagi. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Ustad muda ini membagi waktunya, kapan dia membaca? Kapan dia mempersiapkan dirinya? Belum lagi mental yang dia bangun di depan kamera. Itu semua bukan hal mudah.
.
Saya teringat dengan permintaan seorang dosen Bahasa Arab pada sebuah perkuliahan saya dulu, "wa kawaa'iba atraabaa, coba anda cari terjemah dari kata kawaa'ib di kamus munawwir cari kata kaa'ib". Teman-teman kuliah saya terutama kaum hawa sontak histeris saat menemukan artinya. Hal ini merupakan tinanda bahwa Allah tidak menutupi kenikmatan di surga telah disiapkan berbagai kenikmatan yang memang disukai oleh manusia apa pun itu bentuknya. Maka tidak perlu heran ada yang mengartikan hal-hal vulgar yang ada di sana.
.
Sang ustad adalah manusia biasa, gelar 'ustad' yang dia sandang tentu bukan gelar biasa, dan itu menurut sosiolog Durkheim membutuhkan pengakuan yang luas oleh masyarakat. Berikan kepadanya kritik yang bijak, lebih manusiawi dan tidak menghakimi. Sebagai seorang dai tentu banyak kebaikan yang telah dia sebarkan, banyak nilai-nilai Islam yang dia perdengarkan.
.
Apakah bijak saat banyak manusia hanya melihat satu kesalahan dan buta akan segala jerih payah yang telah dia lakukan?.
.
Saya pernah, dan itu sangat menyakitkan.
#tangan_nganggur
Ponorogo, 19717
0 Komentar